Pada dasarnya, perhitungan ini sama seperti perhitungan biaya usaha pada umumnya. Namun kali ini kita coba ambil contoh kasus untuk usaha makanan/minuman awetan. Makanan awetan sendiri ada yang berbahan dasar nabati dan berbahan dasar hewani.
Makanan awetan dari bahan nabati merupakan makanan yang berbahan baku tumbuh-tumbuhan, seperti sayur dan buah, kemudian diolah sehingga menjadi makanan yang tahan lama.
Cara pengolahan makanan awetan dari bahan nabati umumnya sederhana. Harapannya, bahan baku yang digunakan merupakan bahan baku yang bersifat lokal, yakni mudah didapatkan di lingkungan tersebut.
Langkah Perencanaan Biaya Sederhana
- Biaya Investasi
-
- Investasi alat dan mesin bisa kita masukkan ke dalam biaya investasi, kemudian kita peroleh penyusutan dari alat-alat tersebut untuk disertakan dalam perhitungan biaya produksi.
- Alat dan mesin yang dibutuhkan untuk produksi harus sesuai dengan rencana kapasitas produksi beserta hal teknis lainnya seperti ketersediaan tempat produksi, daya listrik, dll.
-
- Biaya Produksi
- Biaya Tetap
- Biaya tetap meliputi biaya yang sifatnya cenderung tetap/konstan. Contohnya seperti biaya listrik, air, biaya investasi / penyusutan alat atau sarana & pra sarana, dll.
- Biaya Tidak Tetap (Variabel)
- Biaya variabel merupakan biaya yang harga/biaya modalnya cenderung mudah berubah-ubah. Contohnya seperti biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead.
- Biaya bahan baku bisa dikelompokkan menjadi 2, yaitu bahan baku utama dan bahan baku tambahan termasuk kemasan.
- Biaya untuk tenaga kerja bisa disesuaikan dengan jenis pekerjaannya dan keterampilan pekerja, serta kesepakatan antara pengusaha dan pekerja tersebut.
- Biaya Tetap
- Harga Pokok Produksi (HPP)
-
- Harga pokok produksi merupakan harga pokok dari suatu produk, yaitu apabila produsen menjual dengan harga tersebut maka produsen tidak untung dan tidak rugi.
- Salah satu tujuan menghitung HPP adalah untuk memudahkan dalam menentukan harga jual.
-
- Harga Jual
-
- Merupakan harga yang harus dibayarkan oleh pembeli untuk mendapatkan produk tersebut.
- Harga jual idealnya adalah HPP yang ditambahkan dengan margin keuntungan. Margin keuntungan bisa ditentukan sendiri sesuai kebutuhan perusahaan dan analisis pasar.
- Biasanya, harga jual terbagi menjadi beberapa bagian seperti harga pabrik dan harga konsumen termasuk distributor dan konsumen akhir.
- Harga pabrik tentu relatif lebih murah karena agen dan distributor juga memerlukan margin keuntungan untuk menjualnya kembali kepada konsumen akhir.
-
- Pendapatan Kotor
-
- Pendapatan kotor merupakan jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan sebelum dipotong total biaya. Mudahnya yaitu jumlah uang yang diterima dari hasil penjualan.
- Misalnya, harga minuman 1 cup adalah Rp.4.000,- dan terjual 50 cup, maka pendapatan kotornya adalah Rp.200.000,-
-
- Pendapatan Bersih
-
- Pendapatan bersih merupakan jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan dan telah dipotong dengan total biaya, dengan kata lain yaitu murni hanya keuntungan dari hasil penjualan yang diterima.
- Misalnya, harga minuman 1 cup adalah Rp.4.000,- dan terjual 50 cup, sehingga pendapatan kotornya adalah Rp.200.000,-. Untuk memproduksi 1 cup minuman memerlukan biaya Rp.3.000,- sehingga biaya untuk 50 cup adalah Rp. 150.000,-. Kemudian kita bisa peroleh bahwa pendapatan bersihnya adalah 200.000 – 150.000 = Rp.50.000,-
-
Perhitungan Biaya
Pada kasus ini kita ambil contoh produksi makanan awetan lidah buaya.
Biaya Investasi (Alat & Mesin)
No. | Alat | Jumlah Unit | Biaya (dalam Ribu Rp) |
Subtotal (dalam Ribu Rp) |
---|---|---|---|---|
1 | Cup Sealer Manual | 1 | 1200 | 1200 |
2 | Pisau | 5 | 20 | 100 |
3 | Talenan | 5 | 15 | 75 |
4 | Baskom Plastik | 5 | 25 | 125 |
5 | Panci | 2 | 300 | 600 |
6 | Kompor | 1 | 600 | 600 |
7 | Literan | 2 | 20 | 40 |
8 | Alat Timbang | 1 | 200 | 200 |
9 | pH Meter | 1 | 400 | 400 |
10 | Refraktometer | 1 | 1500 | 1500 |
11 | Alat Lain | 1 paket | 200 | 200 |
Jumlah (Ribu Rp) | 5040 | |||
Umur Alat (bulan) | 60 | |||
Biaya Penyusutan per Bulan (Ribu Rp) = Total Investasi/Umur Alat | 84 |
Biaya Produksi
1. Biaya Variabel (Tidak Tetap)
No. | Bahan Baku | Jumlah | Harga (dalam Ribu Rp) |
Subtotal Harga (dalam Ribu Rp) |
---|---|---|---|---|
1 | Lidah Buaya | 100 kg | 4 | 400 |
2 | Sirup | 70 liter | 5 | 350 |
3 | Sendok | 525 pcs | 0.08 | 42 |
4 | Kemasan Mangkuk | 525 pcs | 0.35 | 183.75 |
5 | Kardus | 22 pcs | 2 | 44 |
6 | Lakban | 2 pcs | 10 | 20 |
Jumlah per 1x produksi (Ribu Rp) | 1039.75 | |||
Jumlah per Bulan (Ribu Rp) | 20795 |
2. Biaya Tetap
No. | Nama Biaya | Jumlah (dalam Ribu Rp) |
---|---|---|
1 | Tenaga Kerja Tetap (3 orang x 1.5 juta) | 4500 |
2 | Listrik & Air | 1500 |
3 | Gas | 1200 |
4 | Penyusutan Alat | 84 |
5 | Biaya Lain-lain | 100 |
Total Biaya per Bulan | 7384 | |
Total Biaya per Hari (20 hari kerja) | 369.2 |
3. Total Biaya Produksi
No. | Komponen Biaya Produksi | Jumlah (Rp) |
---|---|---|
1 | Biaya Variabel | 1.039.750 |
2 | Biaya Tetap | 369.200 |
Total Biaya per Bulan | 1408950 |
Harga Pokok Produksi
Total Biaya | Jumlah Produksi | HPP = Total BIaya/Jumlah Produksi |
---|---|---|
Rp.1.408.950,- | 500 pcs | Rp.2.818,- |
Harga Jual
Apabila melihat produk pesaing / kompetitor dengan volume mangkuk/cup yang relatif sama, yaitu dijual berkisar antara Rp.5.000,- sampai dengan Rp.7.000,-.
Oleh karena itu, ditentukan harga jual minuman lidah buaya ini dengan harga pabrik Rp.4.000,- dengan harapan harga jual ke konsumen setidaknya berkisar mulai dari Rp.4.500,- sampai Rp.6.000,-, sehingga produk ini lebih kompetitif dari segi harga.
Berikut pula harga 1 karton, yaitu 1 karton isi 12 mangkuk, sehingga Rp.4.000,- x 12 = Rp.48.000,-/Karton.
Pendapatan Kotor
Jenis Kemasan | Jumlah Cup / Mangkuk | Satuan | Total |
---|---|---|---|
Mangkuk 240g | 500 pcs | Rp.4.000,- | Rp.2.000.000,- |
Pendapatan Bersih (Laba / Profit)
Pendapatan Kotor | Total Biaya | Pendapatan Bersih = Pendapatan Kotor – Total Biaya |
---|---|---|
Rp.2.000.000,- | Rp.1.408.950,- | Rp.591.050,- |
Penutup
Demikian contoh sederhana untuk menghitung biaya produksi guna memulai wirausaha. Hal sederhana seperti ini sudah sangat mencukupi untuk memulai kegiatan wirausaha. Kamu bisa memperdalam perhitungan biaya-biaya lainnya ketika usaha sudah berjalan seperti kata pepatah “sambil menyelam minum air”. Kita ketahui juga bahwa usaha yang baik adalah usaha yang terencana, termasuk persoalan perencanaan biaya. Semoga bermanfaat!